Kamis, 10 Desember 2009

Fokus Pada Pelangan -pelajaran dari Google-

Sangat banyak sebenarnya pelajaran yang bisa didapatkan dari perusahaan dot-com yang satu ini, banyak juga inspirasi yang bisa direnungkan untuk ide dalam menjalankan bisnis yang bisa diperoleh dari perusahaan milik Sergey Brin dan Larry Page ini.

Saya coba memecah beberapa pelajaran yang bisa direnungkan yang saya baca dari buku Kisah Sukses Google karya David A. Vise serta beberapa artikel yang saya baca tentang perusahaan yang inspiratif ini.

Google bukan hanya perusahaan yang selamat dari gelembung dot-com pada tahun 2000. Google juga bukan hanya menjadi perusahaan yang menyelamatkan para pekerja di Silicon Valley ketika gelembung itu pecah dan banyak perusahan memberhentikan pegawainya.

Google berada diatas itu semua, perusahaan yang sangat inovatif luar dalam ini menyimpan berbagai resep yang menjadikannya salah satu perusahaan idaman bagi para pekerja di seluruh dunia.

Salah satu resep itu adalah ‘menghargai pelanggan’.

Google sangat memegang prinsip menghargai pelanggan yang adalah user mesin pencari mereka, dan mereka menjalankan prinsip ini sampai kesumsum tulang para pendirinya, Google Guys, bahkan sejak perusahaan itu belum menjadi perusahaan sekalipun, Sergey dan Larry sangat tidak ingin apa yang ia kerjakan dan ia bangun hanya menjadi mesin pencari uang saja, tetapi menjadi perusahaan yang berguna bagi banyak orang adalah lebih penting di atas segalanya.

Tampilan situs yang bersih dan tanpa iklan adalah buah dari keteguhan para pendiri Google dari godaan iklan yang mengganggu. secara logika tampilan situs Google yang sederhana itu dibuat agar proses loading pertama kali ketika situs itu dibuka bisa berjalan lancar dan tanpa hambatan yang berarti, namun di balik itu semua, para pendiri Google berusaha menghargai para penggunanya dengan tidak menempatkan berbagai link serta iklan di halaman utama.

Pada masanya, strategi ini merupakan sebuah terobosan, karena banyak persuahaan dot-com dibuat untuk mencari iklan, tapi para pendiri Google dengan keteguhan pada prisip segalanya bagi para pengguna tetap mempertahankan tampilan sederhana ini. kini kesederhaanan adalah sebuah frasa utama yang telah menjadi jurus dasar dalam membuat aplikasi, terutama bagi situs-situs yang berhubungan langsung dengan crowdsource.

Pelanggan adalah segalanya bagi Google, menyediakan sebuah situs pencarian yang melebihi para kompetitornya tanpa memikirkan dari mana mereka mendapatkan uang adalah pijakan dasar yang kini membuahkan hasil, para pengguna Google adalah para pengguna fanatik yang terus menggunakan Google untuk segala keperluan mereka di internet.

Iklan dalam situs Google dikemas sedemikian rupa sehingga tidak merusak atau menganggu fungsi utama situs mereka, yaitu pencarian. Iklan ditempatkan dengan garis pemisah tidak kasat mata yang membuat para pelanggan tepat fokus ketika mereka melakukan pencarian, atas konsep ini, para pengguna Google terus bertambah, dan bertambah.

Googling kini menjadi padanan kata untuk mecari sesuatu, keteguhan para Google Guys dalam memfokuskan bisnis mereka pada kegunaan produk untuk pelanggan telah menghasilkan perusahaan yang paling ditakuti karena tumbuh begitu besar dan cepat.

Keberhasilan Google Guys bisa dirangkum dalam dua kata : 'menghargai pelanggan'.

Fokus Pada Pelangan -pelajaran dari Google-SocialTwist Tell-a-Friend

Green Marketing

Suatu ketika saya merasa agak janggal melihat iklan sebuah perusahaan tertentu, sebuah perusahaan yang tidak langsung berhubungan dengan masalah lingkungan, misalnya seperti bank dan perusahaan pembiayaan kredit menggunkan kampanye green marketing. Merasa agak janggal karena seperti tidak ada hubungannya antara perusahaan dengan kampanye marketing yang dilakukannya.

Tapi, saya kemudian mendapatkan sebuah bahasan menarik dari majalah Marketing 09/IX/September 2009 tentang green marketing.

Green marketing adalah salah satu tema strategi marketing yang ternyata bisa diterapkan di lintas bidang perusahaan, tidak melulu harus perusahaan yang bersinggungan langsung dengan dunia hijau atau produk-produk hijau. Bank ,dan lembaga pembiayaan kredit pun ternyata bisa menggunakan strategi kampanye ini untuk menarik minat audience.

Bagaimana caranya?

Saya ambil sebuah contoh bank BNI yang mereapkan strategi go green ala BNI (majalah Marketing 09/ix/September 2009) dengan KPR griya hijau BNI, yakni KPR bagi perumahan yang mengusung tema green dalam konsep pembangunannya.

Pada prinsipnya kampanye green marketing adalah kampanye menyeluruh, jadi dalam prakteknya green marketing merupakan kampanye jangka panjang, bisa untuk membangun brand bisa juga untuk membangun kesetiaan konsumen. Green marketing bukan berbarti hanya sebatas kegiatan perusahaan mengeluarkan produk yang ramah lingkungan saja, tapi sebagai sebuah proses yang menyeluruh, green marketing juga harus dijalankan secara total.

Strategi marketing ini bukan hanya ditujukan bagi konsumen tapi juga bagi karyawan internal, dimulai dari atasan, yang mulai membangun pola pikir green, misalnya memnggunakan kertas lebih hemat, menggunakan kertas secara bolak-balik untuk keperluan kertas sehari-hari, dan mulai memilah sampah di dalam perusahaan sampai dengan berhemat listrik.

Sedangkan kampanye keluar atau kampanye ke konsumen bisa menggunakan strategi seperti, penggunaa kemasan yang ramah lingkungan, menjalankan program-program green, seperti menaman pohon sampai program mendaur ulang kemasan, atau bisa juga terinsipirasi pada perusahaan Body Shop yang memang memasukkan jiwa green campaign-nya secara menyeluruh dan kuat sekali, sehingga melekat pada, tidak hanya brand tapi keseluruhan praktik perusahaan.

Sedangkan IBM menjelaskan ada 7 pilar dalam mengusahakan TI yang ramah lingkungan (Businessweek 29-30 September – 7 Oktober 2009) yaitu: strategi perusahaan, manusia/SDM, informasi/pengelolaah data, produk, teknologi informasi, properti/bangunan kantor, operasional perusahaan.

Masih banyak lagi yang bisa dilakukan dan dikembangkan dalam mengusahakan green marketing, dan strategi ini tidak melulu milik perusahaan besar, perusahaan skala mikro dan kecil pun bisa turut berperan dan menjalankan green marketing ini, yang penting adalah kesesuaian dengan positioning perusahaan dan kejelian mengembangkan strategi green marketing yang terarah dan sustainable.

Salam pemasaran hijau!

Green MarketingSocialTwist Tell-a-Friend

Jumat, 04 Desember 2009

Mobile – Social – Realtime + Engage

Apa yang menarik dari perkembangan dunia internet belakangan ini?

Fred Wilson
menulis di situsnya dan menjelaskan bahwa perkembangan internet itu bisa diibaratkan sebuah segitiga emas, yang saling terhubung, berkolaborasi dan saling terkoneksi, tapi saya akan menambahkannya satu lagi dari yang Fred tuliskan, yaitu Engage, yang bisa diartikan sebagai terlibat atau keterlibatan.

Jadi ketiga bagian dari segitiga emas itu akan menjadi Mobile – Social – Realtime + Engage.

Internet pada dasarnya adalah sebuah media baru, selain berjuta informasi yang tersebar di seluruh dunia, dalam internet juga terdapat sebuah dunia baru di mana proses kolaborasi dan interaksi adalah nyawa baru dari segala sesuatu yang ada didalamnya. Percakapan, perkenalan, sharing, komentar serta keterikatan dan keterlibatan adalah perilaku yang beredar dan diikuti di internet.

Mobile: Dengan adanya iPhone serta telepon genggam canggih lain seperti Blackberry serta ponsel-ponsel Cina yang tidak kalah keren, dunia dalam genggaman kini bukan lagi mimpi, cek email, browsing, chat, social networking, GPS, dan berbagai aplikasi lain kini bisa dinikmati hanya dalam genggaman tangan, dan kesemuanya ada dalam satu device.

Social: Siapa yang tidak mau punya teman? Semua orang berlomba untuk punya paling banyak teman, mencari teman lama, sampai memajang foto terbaru untuk dikomentari oleh teman-teman mereka. Facebook, Twitter dan social apps lain menjadi nafas baru yang memberikan kesegaran pada perilaku manusia modern.

Realtime: krisis media di negara maju, dimana media cetak mengalami kemandekkan pertumbuhan kini semakin luas, meski tidak di semua negara maju, karena negara-negara Eropa terlihat lebih stabil, tapi bisa jadi salah satu pemicu jargon matinya media cetak adalah perkembangan internet, meskipun sebenarnya yang benar-benar membuat membaca berita versi cetak menjadi kurang keren adalah, hasrat manusia itu sendiri yang kini ingin selalu bergerak, dan selalu mendapatkan berita secara akurat dan terlebih real time, ini semua bisa dilakukan oleh internet, Twitter, RSS, semua aplikasi ini memudahkan para penggila berita dan informasi untuk selalu terhubung dan terkoneksi dengan berbagai berita yang mereka inginkan.

Kemudian yang terakhir: Engage atau terikat dan keterikatan. Dalam dunia internet, akan lebih baik jika blog anda punya pembaca, nilai akan bertambah jika para pembaca itu memberi komentar atas tulisan anda, dan tahap paling penting adalah berdiskusi dengan anda melalui tulisan-tulisan anda. Proses terakhir ini bisa memberikan nilai tambah karena membantu anda dalam membuat komunitas dengan dasar blog yang berarti diri anda sendiri.

Semua kendali kini ada di tangan individu masing-masing, berita apa yang akan dibaca, teman mana yang akan di add, sampai percakapan mana yang ingin diikuti, semuanya ditentukan oleh masing-masing individu.

Pertanyaannya adalah: Mobile – Social – Realtime + Engage dan semua kemajuan teknologi telah ada di depan mata, kini, siapkah kita menjadi pelaku di dalamnya?
Mobile – Social – Realtime + EngageSocialTwist Tell-a-Friend

Rabu, 02 Desember 2009

Beberapa Alasan Mengapa Perusahaan Paranoid Pada Social Media

Kemajuan internet tidak bisa dihindarkan di belahan dunia manapun termasuk indonesia, tidak hanya jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter yang sedang trend, bertambahnya para pengguna internet, sekitar 30 juta dan banyaknya para ahli web designer serta para blogger adalah faktor pendukung lain.

Twitter bisa jadi contoh yang paling relevan untuk mengetahui betapa besar pengaruh pengguna jejaring sosial Indonesia pada situs global. Para pengguna situs Twitter dari Indonesia, sering kali menjadi ‘penguasa’ di trending topics (salah satu fasilitas yang ada di Twitter yang menunjukkan masalah-masalah utama atau yang paling banyak dibicarakan di Twitter).

Ketika bom di Jakarta kemarin meledak, lalu gempa tasikmalaya, dan terakhir kehebohan sutradara Joko Anwar yang beraksi telanjang karena janjinya di Twitter harus dipenuhi adalah beberapa dari trend topics dari Indonesia yang menguasai jagad Twitter, sampai-sampai banyak bule atau pengguna internet luar negeri yang bertanya, karena tidak tahu istilah atau nama-nama tempat di Indonesia.

Tidak hanya jejaring sosial, teknologi internet berbasis 2.0 kini semakin dilirik perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, baik itu mereka yang membuat situs mereka sendiri atau yang masih menggunakan situs gratisan, semacam Blogspot, WordPress, dll.

Namun di tengah perkembangan internet yang maju ini, perusahaan-persuhaan masih menyimpan banyak ketakutan dalam menggunakan fasilitas social media ini. Beberapa ketakutan itu meliputi:

  1. membuang waktu karyawan

  2. hal negatif akan menghancurkan image perusahaan

  3. kehilangan kontrol atas brand

  4. social media tidak benar-benar gratis

  5. takut dituntut atau mengakibatkan kasus pengadilan

  6. ketakutan memberikan data perusahaan yang akan berakibat pada merosotnya nilai perusahaan

  7. menambah biaya pelatihan

  8. takut akan kesalahan

Dunia internet tidak bisa dihindari, cepat atau lambat dunia ini telah mengambil peran yang sangat besar di dunia nyata. Bagi perusahaan yang bergerak dalam dunia modern dan atau yang mempunyai segmen konsumen berada di ses c keatas, sudah selayaknya mulai berpikir dan mendalami tools-tools internet dengan segala kekurangan dan terlebih kelebihannya.

Meski pengguna internet di Indonesia hanya berapa persen dari total seluruh penduduk Indonesia, namun dibandingkan dengan negara asia lainnya, Indonesia adalah negara kelima pengguna internet terbesar di Asia, dengan penduduk yang sekitar 235 juta jiwa, peluang internet adalah peluang yang tidak bisa diabaikan.

Menjadi interner literate atau punah, itu bisa jadi yang mesti direnungkan para pelaku bisnis dan perusahaan di Indonesia, alih-alih membuat daftar kelemahan social media, lebih baik mendalami dan menggali keuntungan dan memperbaiki kelemahannya.

Salam dunia 2.0….

sumber tulisan socialmediatoday atau whatsnextblog

Beberapa Alasan Mengapa Perusahaan Paranoid Pada Social MediaSocialTwist Tell-a-Friend

creative commons

Creative Commons License
socialnomic by wiku baskoro is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at socialnomic.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at wikubaskoro@gmail.com.