Rabu, 25 November 2009

Membaca Berita di Dunia 2.0

Dunia 2.0 semakin mengambil tempat di dunia datar kita, setelah gegap gempita kemenangan Obama yang selalu dikaitkan dengan keberhasilannya memanfaatkan new media dengan cerdas dan konsisten lalu geliat politikus Indonesia yang beramai-ramai masuk di jejaring sosial Facebook, giliran media tanah air yang mulai bergeliat masuk dunai 2.0, dunia dimana interaksi dua arah yang berkutat pada dunia internet/online.

Jika di negara maju, seperti Amerika perdebatan mengenai ketakbertahanan media cetak telah berlangsung lama, kita di Indonesia rasanya baru akan mulai merasakan dampak dari kemajuan internet yang sangat pesat itu. Media 2.0 adalah media yang memanfaatkan internet sebagai sarana penyampaian informasi serta memanfaatkan karakteristik dunia 2.0 yang memaksimalkan interaksi dua arah.

Media baru yang dikenal dengan nama e-paper ini mulai digemari pelaku media nasional. Pada majalah Marketing edisi 12/VIII/Desember 2008 disebutkan setidaknya ada empat media cetak yang mulai merambah dunia internet sebagai bentuk online dari versi cetak mereka. Kontan, Kompas, Tempo, serta Republika adalah media-media cetak yang melakukan strategi koran internet (e-paper) ini. Keberadaan e-paper yang berawal dari versi cetak tentu berbeda dengan media-media yang memang didesain sejak awal untuk diwujudkan dalam bentuk online, seperti detik.com, kapanlagi.com, dan vivanews.com.

E-paper yang sudah ada di Indonesia biasanya adalah bentuk cetak yang di-online-kan, berita serta tampilan masih sebagian besar sama, secara garis besar belum ada perbedaan yang mencolok atau diferensiasi yang khas. E-paper jenis ini dibuat untuk merangkul konsumen berita modern, eksekutif perkotaan, dan mereka yang melek internet. Sedangkan media versi cetak merangkul konsumen belum melek internet, konsumen “kolot”, dan konsumen yang masih perlu merasakan sentuhan-sentuhan khas produk cetak.

Hal ini bisa jadi mengindikasikan bahwa media cetak tidak mempunyai pilihan lain dalam era persaingan dengan internet. Untuk mempertahankan dan meluaskan share konsumen, media cetak harus menerbitkan versi online mereka, bukan sebagai strategi khusus, melainkan agar tidak ketinggalan langkah oleh pesaing dan kemajuan teknologi juga agak tidak kehilangan konsumen.

Hal yang lebih penting sebenarnya akan terjadi pada masa-masa selanjutnya. Kerena jika diteliti lebih lanjut, konsumen cetak dan konsumen online bisa dibedakan secara jelas, dan tentu keduanya bisa dilayani dengan pemberian value yang khas dan spesifik bagi kedua jenis konsumen itu. Bisa jadi versi cetak tidak memuat beberapa fitur khusus dari e-paper, begitu juga sebaliknya.

Kekhasan fitur dari dua jenis aktualisasi media serta penekanan pada konten akan mejadi kunci utama keberhasialan e-paper, ini juga bisa menjadi strategi agar e-paper tidak menganibalisasi versi cetaknya, mengingat karakter konsumennya pun yang juga beda. Apalagi penggunaan teknologi yang mendukung e-paper yang juga masih belum maksimal. Industri internet di Indonesia baru berkembang, industri dan pengembangan teknologi yang mendukung juga masih terus berkembang.

Keuntungan yang bisa dimasimalkan e-paper adalah jenis produknya yang ramah lingkungan setidaknya tidak menggunakan kertas sebagai bahan dasar media jenis ini. Pembangunan citra merek yang positif dan mendukung isu global mengenai pemanasan bumi bisa dimaksimalkan dalam masa transisi dan pengenalan produk e-paper ini, setidaknya sampai konsumen pengguna media cetak dan online bisa terseleksi dan terpetakan dengan jelas.

Perkembangan internet di Indonesia memang cukup menggembirakan, walaupun koneksi di sini masih tergolong payah, pengguna social networking yang semakin bertambah serta budaya internet yang mulai menjadi gaya hidup, terutama generasi muda bisa menjadi pasar sangat menjanjikan. Belum lagi kondisi krisis dunia yang bisa jadi malah membuka peluang bagi para biro iklan yang berkonsentrasi pada media online.

Pengiklan modern akan tertarik dengan media jenis online ini, apalagi jika penawaran harga bisa menjadi satu paket dengan versi cetak. Belum lagi beberapa bisnis yang memang fokus pada konsumen di segmen online, akan memilih media online sebagai sarana promo karena lebih tersegmentasi.

Era baru dunia pemasaran sedang berkembang, komunitas yang menjadi sasaran utama pemasar menjadi sangat penting dan bernilai bagi perusahaan. Media internet memudahkan interaksi dan segmentasi iklan pada komunitas. Ini adalah nilai lebih yang sangat bisa dikembangkan dan menjadi nilai tambah yang dipunyai e-paper. Interaksi menjadi penting karena di sana perusahaan pengiklan bisa menjangkau secara langsung konsumen mereka.

Dunia jurnalisme pun semakin berkembang, jurnalisme warga lalu pertambahan blogger, ikut juga membantu perkembangan jurnalisme online. Meskipun perkembangan ini memberikan dampak negatif, namun sisi positifnya juga bisa dimanfaatkan demi kemajuan media yang ikut juga terkena dampak krisis.

Perkembangan teknologi, sejatinya memang digunakan untuk kemajuan manusia, begitu juga pekembangan media cetak ke versi online, sudah seharusnya memberi dampak yang signifikan pada konsumen media. E-paper tentu tidak bisa menggantikan seratus persen versi cetak, ada beberapa hal khas yang ada di versi cetak yang tidak bisa digantikan oleh versi online. Kesemuanya harus didesain untuk saling mendukung. Setiap segmen komsumen punya selera masing-masing yang khas, alih-alih menganibalisasi satu produk dengan produk yang lain, e-paper dan media versi cetak akan bisa lebih berkembang jika saling mendukung.

Selamat membaca berita di dunia 2.0.

***

Penulis, salah seorang pemilik LawangBuku distributor serta koordinator klab di Tobucil & Klabs Bandung.

Tulisan dimuat di koran Pikiran Rakyat, Sabtu 03 Januari 2008 (link artikel)




Membaca Berita di Dunia 2.0SocialTwist Tell-a-Friend

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

creative commons

Creative Commons License
socialnomic by wiku baskoro is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at socialnomic.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at wikubaskoro@gmail.com.